Pagi ini memutuskan untuk pergi
jalan-jalan sekitar rumah. Otot badan yang mulai kaku dan beberapa bagian tubuh
yang melar akhirnya menjadi alasan saya harus gerak (pengakuan diri, hehe). Setelah
antar anak-anak sekolah, langsung pergi deh keliling kampung.
Suasana Kota Cimahi sudah
banyak berubah. Dulu daerah Cimahi Utara ini banyak sekali ditemukan sawah dan
kebun. Saat ini sudah sangat berkurang, mungkin karena banyak pembangunan yang terjadi. Tapi alhamdulillah
masih ada sedikit tempat yang tampilkan kesegaran. Masih ada pemandangan sawah
dan kebun.
Pukul 06.30 saya start jalan dari
rumah. Jalanan memang cukup ramai, kendaraan berlalu lalang. Tentu banyak orang
yang akan berangkat kerja, sekolah atau menuju suatu tempat untuk memulai
aktivitas. Walau sepanjang jalan harus agak mepet ke pinggir untuk menghindari
kendaraan bermotor, coba dinikmati saja.
Pemandangan menuju daerah
Ciuyah biasa saja. Sepanjang jalan hanya dihiasi dengan rumah-rumah penduduk yang mulai bermunculan. Perkembangan infrastruktur di daerah Cimahi
ini memang cukup pesat sekali. Dulu daerah ini sepi dan kanan kiri hanya ada sawah dan kebun saja. Daerah yang saya lewati ini merupakan perbatasan
antara Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.
Perjalanan mulai menyusuri jalan
menanjak, hingga akhirnya sampailah di kawasan yang cukup segar. Kebun dan
sawah mulai nampak di sepanjang jalan. Mulai dari kebun kacang panjang,
brokoli, timun, sawi, hingga pesawahan yang tidak terlalu luas pun masih ada.
Sesekali berhenti untuk nikmati hijaunya daun dari tanaman sayur (tentunya
sambil ambil foto amatir yaaa ^_^).
Ketika sampai di area sawah, ada
sesuatu yang manarik perhatian. Sekumpulan burung terlihat hinggap diantara
rumpun padi sambil menikmati santap paginya. Cukup lama saya tidak lihat
pemandangan ini. Padahal waktu kecil setiap hari saya dapat menikmati suasana
sawah dengan berbagai musimnya.
Musim bajak tanah
Masa ini merupakan tahap para
petani siapkan lahan. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan membajak sawah
dengan alat dan bantuan kerbau. Tenaga kerbau yang kuat mampu membalikkan tanah
bagian bawah hingga nampak ke permukaan. Setelah selesai dibajak dengan bantuan
kerbau, maka petani pun mencangkul tanah dengan manual. Meratakan tanah yang masih
menggunduk agar dapat memberi ruang sehingga tekstur tanah tidak padat dan baik
untuk pertumbuhan padi kelak.
Selain kerbau, ada juga bebek
yang biasa terlihat di area persawahan ini. Tanah yang sudah dibalik oleh
kerbau tentu menyebabkan cacing banyak muncul di permukaan. Saat ini para bebek
akan panen cacing sepuasnya.
Dulu, beberapa kali saya sempat
temukan telur bebek. Sepertinya bebek itu bertelur pada saat berburu cacing. Maklum...
dulu senang sekali main di sawah. Walau hanya tunggu teman lain main sepak bola
di pematang, saya merasa cukup bahagia (takut dimarahin kalau pulang bajunya
kotor, haha).
|
Hasil bajak menggunakan alat dan bantuan kerbau |
Musim semai
Biasanya di salah satu petak
pesawahan ada tempat khusus untuk menyemaikan benih padi. Setelah petani memilih
bibit padi yang unggul, maka saatnya menyiapkan media semai. Yaitu bidang tanah
yang harus berair, sehingga akan menjadikan tanah lembek bahkan seperti lumpur.
Petani menyemai benih selama kurang lebih 2 pekan saja. Hamparan daun padi yang
masih muda tampak seperti hamparan karpet berwarna hijau muda yang menyejukan
mata.
|
Hasil penyemaian benih selama 2 minggu |
Musim menanam
Setelah benih semai cukup umur,
barulah proses penanaman dilakukan. Sebelumnya beberapa Ibu tani telah membuat
lubang teratur di area sawah dengan menggunakan tongkat. Ada juga alat yang
seperti garpu besar untuk memberi garis di permukaan tanah. Hal ini dilakukan
agar padi dapat ditanam dengan rapi dan teratur. Tentu cara ini akan berdampak
pada proses pertumbuhan padi yang sehat dan hasil yang baik juga.
Penanaman padi ini dilakukan
dengan hati-hati agar tidak merusak tanaman yang masih muda dan rapuh. Kegiatan
menanam padi ini biasa dilakukan oleh sekelompok Ibu. Mereka akan berjalan
mundur dan membungkukan tubuh untuk memasukan dua atau tiga batang semai padi pada lubang. Di
daerah Sunda, kegiatan ini biasa disebut dengan “TANDUR” yang artinya tanam
mundur.
|
"Tandur" yang dilakukan para Ibu tani |
Musim perawatan
Merawat tanaman padi tentu
mendapat perhatian khusus dari para petani. Masa ini merupakan proses menuju
hasil maksimal yang ingin diperoleh. Menyiangi area sawah dari gulma yang dapat
merusak padi harus dilakukan secara rutin. Terlebih jika padi masih berusia
muda dan masih berair, pertumbuhan gulma akan cepat sekali. Oleh karena itu,
petani sering lakukan proses menyiangi ini seminggu sekali.
Perawatan selanjutnya adalah pengairan.
Para petani harus memeriksa aliran air yang melintasi pesawahannya. Memastikan
keadaan tanah tidak kering ataupun terlalu lembab. Karena jika kontur tanah
terlalu keras atau lembek akan berpengaruh pada kesehatan tanaman padi. Bisa
menyebabkan kekeringan atau busuk.
Memberi pupuk dengan teratur
menjadi langkah perawatan petani selanjutnya. Pemberian pupuk akan dilakukan
secara berkala, sesuai dengan kebutuhan dari tanaman. Biasanya pada usia padi
satu minggu para petani mulai menebar pupuk secara merata. Nama urea sangat familier di telinga saya, karena pupuk ini
memang paling sering digunakan petani untuk kesuburan tanaman padi.
Menunggu waktu panen tentu akan buat
petani semakin waspada akan serangan hama penyakit. Penyemprotran pestisida
yang teratur dapat membantu padi terhindar dari penyakit dan hama. Hama yang
paling sering mengganggu padi adalah tikus, wereng, sundep (penggerak batang), keong, walang sangit, dan burung.
Binatang-binatang ini siap mengganggu padi sejak kecil hingga masa panen tiba.
Maka para petani selalu menjaga sawahnya sebaik mungkin agar padi mereka rusak
karena hama.
Musim panen
Setelah kurang lebih tiga bulan,
padi mulai menguning, bulir padi sudah membesar dan biasanya batang padi pun
merunduk. Inilah saat para petani memanen hasil tanam mereka. Mereka akan mulai
menyabit pohon padi pada pangkal batang lalu menumpukkannya. Setelah selesai,
makan akan mulailah kegiatan merontokan padi dengan cara memukulkannya ke alat
yang terbuat dari bilah kayu.
Padi-padi akan mulai berjatuhan,
terpisah dari batangnya. Beberapa Ibu tani akan mulai memilah bulir padi yang
berisi dan tidak dengan menggunakan tempayan yang terbuat dari anyaman bambu.
Jika telah selesai, akan dikumasukan ke dalam karung.
Itulah masa tanam padi yang saya
ingat sejak kecil. Sekarang, lahan pesawahan telah banyak yang berganti dengan
rumah dan jalan. Satu dimensi yang tak dapat dihindari. Saat manusia
membutuhkan tempat tinggal dan infrastruktur untuk melangsungkan kehidupan,
akan ada sisi yang dikorbankan. Salah satunya adalah lahan pesawahan yang
semakin terkikis.
Mungkinkah kita dapat nikmati
pemandangan sawah dan segala ceritanya di masa depan. Akankah anak cucu kita
nikmati beras dari tanah pertiwi?
Semoga...