WISUDA XVI, 2022 STT BANDUNG GOES TO UNIVERSITY

Senin, 06 Desember 2021


Perhelatan Wisuda XVI Sekolah Tinggi Teknologi Bandung pada tanggal 5 Desember 2021 dilaksanakan dengan banyak penyesuaian. Masa pandemi yang belum usai menyebabkan seremoni yang dinantikan oleh para wisudawan dilakukan secara HYBRID. Beberapa peserta hadir secara offline di InterContinental Hotel & Resort Dago Pakar Bandung, sedangkan sebagian lainnya mengikuti secara online di rumah masing-masing.


Acara penuh khidmat ini dibuka dengan rangkaian seni yang ditampilkan oleh para mahasiswa dalam tari jaipong dan paduan suara sebagai penyambutan selamat datang pada seluruh tamu undangan. Semua yang hadir wajib mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan sarung tangan serta menjaga jarak.


Pada tahun ini STT Bandung mewisuda 297 mahasiswa yang terdiri dari 130 orang mahasiswa Teknik Industri, 103 mahasiswa Teknik Informatika, dan 64 mahasiswa Desain Komunikasi Visual.

WELCOMING SPEECH

Ketua STT Bandung, Bapak Muchammad Naseer, S. Kom., M. T.



Dalam sambutannya beliau menyampaikan jika STT Bandung mendapatkan progres yang luar biasa dari tahun ke tahun khususnya dari segi kualitas pendidikan. Hal ini mendapat respon yang positif sehingga membuka peluang kerjasama dengan berbagai pihak, dalam dan luar negeri.


Tahun ini STT Bandung melakukan kerjasama dengan:

  • LITHAN Academy Singapore
  • JPY Internasional
  • BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia)
  • Dinas Pemerintah Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat 
  • 108 BUMN

Kerjasama yang dilakukan berupa pemberian kesempatan magang dengan jaminan keselamatan kerja dan juga pemberian beasiswa bagi mahasiwa yang berprestasi.


Guna menjaga dan meningkatkan kualitas, maka pihak kampus mewajibkan para mahasiswanya mengikuti Sertifikasi Nasional. Hal ini bertujuan agar mereka dapat bersaing sehat di dunia kerja dan mendapat pengakuan secara nasional maupun internasional. Selain itu diadakan juga Unit Career Development Center yang bertugas untuk mendampingi dan menyalurkan alumni serta mahasiswa tingkat akhir pada instansi terkait sesuai dengan bidang juga kemampuannya.


Bapak Naseer pun menyebutkan jika saat ini dosen STT Bandung berjumlah 170 orang. Kualifikasi pendidikan para dosen sudah bergelar S2 dan S3. Beliau juga mengungkapkan apresiasi terhadap pencapaian para dosen yang telah mengharumkan nama kampus dengan berbagai prestasi di bidang akademik dan nonakademik yang diselenggaraan oleh pemerintah ataupun pihak swasta. Kinerja dan kiprah para dosen dalam masyarakat akan menjadi teladan yang penting bagi para mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmunya secara kongkrit.


Beberapa prestasi para dosen STT Bandung itu di antaranya adalah: 

  • 3 Dosen STT Bandung menerima Hibah Penelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi selama 2 tahun berturut-turut, senilai Rp 161.392.000 (tahun pertama) dan Rp 152.070.000 (tahun kedua)
  • 3 Dosen Program Studi Teknik Industri mendapat dana Hibah Kedaireka senilai Rp. 198.693.000
  • Terpilihnya Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kampus Mengajar Kemendikbudrsitek
  • 8 Dosen berhasil lolos Program Digital Talent Scholarship dan Digital Leader Academy
  • Mengadakan Program 1000 vaksin bagi mahasiswa, alumni dan masyarakat
  • Mengadakan berbagai workshop pembuatan website, diskusi atau webinar online
  • Meraih 2 medali perak dan 2 medali perunggu pada cabang atletik PEPARNAS 2021 di Papua oleh Bapak Muhammad Sabar

Pembina Yayasan Lembaga Pengembangan Pendidikan Indonesia Bandung (LPPIB), Prof. Dr. I Made Bandem, M.A.



Prof. Bandem membuka sambutan dengan memberi apresiasi terhadap perkembangan pesat yang telah diperoleh oleh STT Bandung. Beliau juga mengatakan jika di tengah pandemi seperti sekarang ini harus diakui jika teknologi menjadi salah satu peluang untuk dapat mempertahankan kehidupan. Sebagai salah satu institusi yang mengusung teknologi, diharapkan semua yang berada di STT Bandung dapat memanfaatkan serta menyebarluaskan manfaat teknologi pada masyarakat.


Keterlibatan teknologi untuk pemulihan ekonomi, kesehatan dan berbagai bidang lainnya menjadi kunci utama agar dapat keluar dari berbagai krisis multidimensi yang terjadi di masyarakat. Harapannya adalah kehidupan akan berangsur membaik dan kembali normal di berbagai sektor.


Oleh karena itu PR para alumni tidak selesai pada prosesi wisuda ini, melainkan harus mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh melalui produktivitas, multitasking, memanfaatkan kemajuan TIK dalam dunia kerja atau masyarakat secara umum, dan menjadi pilar penting dalam meraih kesuksesan.

 

Perwakilan LLDIKTI Wilayah IV, M. Ikrar Budi Jaya, S. Sos., M.Si 



Beliau menyampaikan selamat kepada para wisuda dan memberi apresiasi kepada ketua serta jajaran civitas akademika STT Bandung atas kerjasama, usaha yang sangat keras dan sungguh-sungguh sehingga para wisudawan wisudawati dapat menyelesaikan studinya dengan baik serta menyandang gelar akademik. 


Beliau juga berpesan agar para wisudawan dapat menggunakan ilmunya untuk mengarungi kehidupan nyata di masyarakat. Pengetahuan yang sudah didapatkan di kampus ini akan dimanfaatkan untuk menyelesaikan dan membantu masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan serta tantangan yang semakin kompleks ke depan.

 

WISUDA DAN SKRIPSI TERBAIK

Setiap Angkatan wisuda selalu memilih lulusan berprestasi dengan kriteria terbaik. Tahun ini ada beberapa mahasiswa terpilih sesuai dengan jurusan dan materi yang dipilih.


3 Wisudawan Terbaik

  1. Yuniar Dita Anggreani, S.T. (S-1 Teknik Industri)
  2. Kevin Christianto, S.T. (S-1 Teknik Informatika)
  3. Annisa Mawardini, S.Ds. (S-1 Desain Komunikasi Visual)
Skripsi Terbaik
  1. Regita Ernawati, S.T.
  2. Sandi Riyanto, S.T.
  3. Egi Septian Yuli Prasetyo, S.T.
  4. Marha Shabilla Gumilang, S.Kom
  5. Syahidan Arrizaldy Sidik, S.Kom
  6. Ihsan Nurhakim Aziz, S.Kom
  7. Andini Yudistyaningrum, S.Ds
  8. Gusty Wijaya, S.Ds
  9. Septian Riyadus Solihin, S.Ds
Selain wisudwan dan skripsi terbaik, terdapat pula pemenang Pemenang Innovation Challenge Day 2021, yaitu:
  • SKUT Bandung
  • VABUS BOT APPS
  • LAUNDRYKU
  • Juara favorit Albi Mudakar Nasyah, Rudianto, Reza Herdiansyah, Firlie Muhamad Ghifar, dan Muhammad Dila yang mengusung judul Aidertech.

PELANTIKAN WISUDAWAN



Acara pelantikan dimulai dengan pemanggilan para wisudawan yang hadir dalam ruang seremoni. Sedangkan untuk wisudawan yang ada di rumah pemindahan tali topi toga diwakili oleh orang tua. Berlangsungnya kegiatan ini menjadi salah satu keunikan yang tampak jelas dalam seremoni wisuda.

2022 STT BANDUNG GOES TO UNIVERSITY

Dalam sambutannya, Ketua STT Bandung, Bapak Muchammad Naseer, S. Kom., M. T. menyampaikan jika tahun ini instansi yang dipimpinnya mendapat dorongan yang luar biasa untuk menjadi sebuah Universitas. Ada banyak dukungan yang diperoleh baik dari dalam maupun luar.


Saat ini pembangunan gedung baru tengah berlangsung di sebelah kampus lama. Semoga dengan terobosan baru ini STT Bandung akan semakin produktif lagi dalam memberi kontribusi nyata bagi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan dan teknologi.


Penandatanganan MOU dengan beberapa instansi memberi pengharapan yang lebih besar terhadap perwujudan harapan menjadi Universitas. Semoga segera terwujud dan STT Bandung akan tetap menghasilkan lulusan yang berprestasi dan kompeten di bidang teknologi sehingga memberi kontribusi yang besar bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.


Selamat untuk para wisudawan. Semoga pintu kesusksesan akan terus terbuka, tetap semangat dan selalu siap menyongsong tantangan yang lebih besar di dunia kerja.

 


CUITAN PEDAS ADE ARMANDO HINGGA SURAT TERBUKA DEDDY CORBUZIER JADI SINDIRAN UNTUK ORANG TUA

Rabu, 28 April 2021


Sumber: inews.id

Beberapa waktu lalu dunia Youtube dihebohkan oleh video nyinyir seorang sosiolog, dr. Ade Armando M.sc. Berawal dari sindirannya terhadap pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah yang dinilai mewah hingga acara bulan madu dianggap berlebihan bahkan terkesan “menggelikan” bagi dirinya.

 

Tak hanya Atta dan Aurel, sederet artis Youtube ternama pun turut menjadi korban nyinyiran Ade Armando terkait konten yang tidak mendidik. Pasalnya, para artis ini kerap memamerkan kekayaan dan gaya hidup mewah. Alasan yang diberikan oleh Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) ini adalah bahwa gaya hidup yang glamor itu akan menimbulkan kecemburuan sosial dan berdampak pada potensi perilaku kejahatan. Bibit radikalisme berpotensi terjadi sebagai akibat dari kesenjangan sosial yang bisa muncul dari penonton akun Youtube para artis idola.

 

Cuitan Ade Armando ini memancing respon banyak orang. Netizen mulai memberi komentar beragam, bahkan beberapa artis yang disebut dalam video tersebut memberi “pembelaan diri” dengan membuat konten “sindiran balik”.  

 

Sumber: Instagram @mastercorbuzier

Sementara Youtuber ternama, Deddy Corbuzier, melayangkan sebuah Surat Terbuka untuk Atta dan Aurel. Dalam videonya yang berdurasi 16.55 menit itu Deddy memberikan opininya yang cukup pedas juga. Satu sisi dia setuju dengan pendapat Ade Armando, tetapi di sisi lainnya dia pun tidak menyalahkan artis-artis yang sering memamerkan kekayaan dalam konten Youtube-nya.

 

Dia menyatakan jika kekhawatiran Ade Armando adalah benar. Sepak terjang beliau sebagai pakar sosiolog tentu dapat melihat gejala yang bisa hadir karena konten-konten yang isinya hanya menampilkan barang mewah, kehidupan yang gemerlap, dan kesenangan yang tiada habisnya akan menimbulkan kesenjangan sosial anatara miskin dan kaya semakin besar. Namun di sisi lain, dia juga berpendapat jika para artis tersebut hanya membuat konten sesuai dengan keinginan dari para netizen.

 

Faktanya, konten-konten Youtube yang berisi acara “pamer” dan “kesenangan” lebih disukai oleh masyarakat. Berbeda halnya dengan konten yang berisi edukasi, bisa dipastikan jika penontonnya tidak akan seramai konten yang sifatnya “senang-senang”. Para artis ini mendapat inspirasi dari fenomena ini, kemudian menjadikan kehidupan pribadinya sebagai bahan untuk dipertontonkan.

 

Di ujung video, Deddy Corbuzier menyatakan jika mindset netizen dan pola pendidikan di Indonesia yang harus disalahkan. Dia berpendapat jika pola pikir masyarakat yang hanya menonton konten kemewahan berasal dari pendidikan yang salah. Jika saja para netizen ini memiliki pendidikan yang baik, maka mereka akan memilih konten-konten positif sehingga dapat menambah ilmu dan pengetahuannya.


Sumber: Pexel

Kedua opini ini tentu harus menjadi perhatian kita sebagai orang tua. Apakah benar mindset anak-anak kita sebagai pecinta Youtube telah memilih konten yang positif? Apakah benar pendidikan yang diberikan pada anak-anak kita sudah menjadi pondasi untuk cermat memilih tontonan yang baik dan benar?

 

Nyatanya masih banyak orang tua yang kurang peka terhadap aktivitas gadget anak-anak. Pembelajaran daring seakan menjadi alasan bagi orang tua untuk melonggarkan kontrol anak-anak bermain dengan HP. Pada akhirnya, mereka dengan mudah mengakses berbagai media yang sebagian besar memang menyuguhkan konten tidak sehat.

 

Anak tetaplah anak yang membutuhkan bimbingan dan teladan dari orang tua. Langkah bijak harus segera diambil agar generasi penerus bangsa ini tidak terjerumus dalam sikap hedonisme. Memberi batasan durasi dan media sosial yang bisa diakses, mengadakan sharing bersama untuk membahas konten yang sehat, serta memberi kesibukan di luar gadget bisa menjadi alternatif solusi untuk mengajarkan anak bijak memanfaatkan media sosial.

 

Perkembangan dunia pendidikan bukan hanya menjadi PR pemerintah. Orang tua juga memiliki peran yang besar terhadap perubahan sikap dan perilaku anak di rumah. Semoga saja dengan wacana kegiatan belajar mengajar tatap muka langsung pada bulan Juli nanti bisa membangkitkan kembali semangat belajar anak-anak. Dengan demikian, terjadi sinergi yang baik untuk menciptakan generasi bangsa yang memiliki karakter positif.