|
Sumber: aneka.com |
Sumedang merupakan daerah Kabupaten
yang kaya dengan potensi sumber daya alam. Walau belum semua tereksplor, namun
pemerintah setempat telah melakukan banyak upaya untuk memajukan daerah ini. Potensi
yang sedang dikembangkan yaitu pariwisata, kuliner, kerajinan tangan,
peternakan, perikanan, hutan, dan juga pertanian.
Salah satu yang sedang menjadi pusat
perhatian pemerintah adalah pengembangan destinasi wisata alam. Sumedang
memiliki banyak tempat dengan pemandangan yang indah dan juga kearifan lokal
sebagai jejak sejarah yang dapat dijadikan daya tarik para pengunjung. Melalui
pengelolaan yang baik, maka semua daerah wisata itu akan menjadi ikon Sumedang
yang dapat dikenal di Jawa Barat maupun seluruh Nusantara. Memang dibutuhkan
dukungan semua pihak agar potensi ini bukan hanya berkembang, namun juga dapat
terjaga dari kerusakan bahkan kepunahan.
Sumedang ternyata miliki banyak gunung.
Walau tidak terlalu tinggi, namun setiap gunung mempunyai keunikan tersendiri.
Bagi pecinta alam, pegunungan di Sumedang dapat dijadikan destinasi pendakian
yang tak kalah asyik dengan puncak lainnya. Berikut ini akan disampaikan
beberapa gunung yang terdapat di Sumedang.
|
Gunung Tampomas
Sumber: merbabu.com |
GUNUNG TAMPOMAS (1684 mdpl)
Gunung Tampomas terletak di
sebelah utara Sumedang. Tepatnya di antara Kecamatan Buahdua, Congeang, Sindangkerta
dan Cibeureum, Kabupaten Sumedang. Tampomas merupakan gunung berapi yang memiliki
luas sekitar 1.250 hektar.
Masyarakat sekitar sering
menyebutnya dengan Sangiyang Taraje, dan dipercaya memiliki banyak cerita
mistis. Ini disebabkan oleh hadirnya sebuah legenda tentang singgahnya Prabu
Siliwangi pada masa kejayaan Kerajaan Pajajaran. Beberapa bukti dari lengenda
ini memang ditemukan di sekitar Gunung Tampomas. Diantaranya adalah makam
keramat dari keluarga Prabu Siliwangi, yaitu Ranggahadi dan istrinya. Selain
itu terdapat pula situs yang dikenal dengan Batu Kasur. Konon ini merupakan
tempat tidur Prabu Siliwangi ketika bertapa di Gunung Tampomas.
Terlepas dari cerita legenda dan mistis yang
beredar di masyarakat sekitar, satu hal yang pasti Gunung Tampomas menghadirkan
pemandangan yang indah. Perjalanan yang penuh tantangan akan dirasakan para
pendaki ketika menginjakan kaki di setiap perjalanan menuju puncak.
Jalur
Pendakian
Untuk mencapai Gunung Tampomas ini, terdapat
dua jalur yang dapat dilalui.
Perjalanan dimulai melalui Jalan Raya Conggeang,
Desa Narimbang, Kecamatan Conggeang. Awal masuk akan menjumpai lokasi wisata
Curug Ciputrawangi. Jalur ini cukup panjang dan landai, akan menyuguhkan pemandangan
hutan pinus juga semak belukar.
Jalur Narimbang terbagi menjadi 6 pos. Pendaki
akan menemui beberapa rumah penduduk dan warung sekitar pos 1 dan 2. Sedangkan
area perkemahan dapat dilakukan di sekitar pos 5 dan 6. Mendekati puncak,
perjalanan akan dihadapkan pada area yang lebih curam dan terjal, sehingga
pendaki harus lebih waspada.
Jalur ini dimulai dari Jalan Sedar, dengan
melewati area penambangan pasir. Beberapa pendaki yang tidak membawa kendaraan
memanfaatkan truk pengangkut pasir untuk dapat mecapai lokasi awal pendakian. Jalur
ini relatif lebih aman dan mudah karena tidak terlalu banyak cabang. Tak heran
jalur ini lebih banyak dipilih oleh para pendaki.
Trek jalur Cibeureum dipenuhi dengan semak
belukar dan juga ladang penduduk sekitar,hingga akhirnya akan mulai masuk ke
area hutan. Berbeda dengan jalur Narimbang, jalur ini jarang ditemukan rumah
atau warung, namun pendaki dapat memanfaatkan beberapa area untuk beristirahat
atau mendirikan tenda.
Kedua jalur ini secara umum memiliki plus
minus, tergantung dari kesiapan dan juga kesanggupan para pendaki untuk
memilihnya. Toh, pada akhirnya kedua
jalur ini akan bertemu di pertigaan. Satu hal yang harus diwaspadai adalah
untuk berhati-hati mendirikan tenda di area puncak. Ini disebabkan oleh karena areanya
yang terbuka sehingga berpotensi terkena petir ketika terjadi hujan.
Para pendaki juga harus wasapada akan
kehadiran hewan liar yang ada di dalam hutan Gunung Tampomas. Hutan ini masih
menjadi habitat bagi macan kumbang, babi, landak dan juga monyet. Mereka sering
keluar pada malam hari dan saat mencari minum di sekitar sumber mata air.
Sekitar Gunung Tampomas ini juga terdapat
beberapa lokasi wisata air yang sering dikunjungi, yaitu Curug Ciputrawangi,
pemandian air panas Conggeang, Cileungsing dan Sekarwangi, serta sumber mata air
Cikandung.
|
Gunung Calancang
Sumber: ihategreenjello.com |
GUNUNG
CALANCANG (1667 mdpl)
Gunung ini terletak di Desa Citengah, yaitu perbatasan
antara Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut. Untuk daerah Sumedang sendiri,
Gunung Calancang berada di antara Kecamatan Sumedang Selatan dan Kecamatan
Cibugel.
Trek menuju puncak cukup menarik untuk didaki,
karena di sana terdapat pula beberapa puncak lain. Diantaranya Puncak
Sindulang ketinggian 1.506 mdpl, Puncak
Pilar ketinggian 1.649 mdpl dan Puncak Pasir Harendong ketinggian 1.639 mdpl. Pendaki
dapat memilih puncak mana yang akan dituju terlebih dahulu.
Untuk mencapai lokasi ini cukup mudah,
terdapat ojek ketika turun dari kendaraan umum di jalan raya. Tetapi jika akan
membawa kendaraan pribadi pun tidak mengapa, karena akses masuknya cukup mudah dan
baik. Fasilitas yang disediakan juga cukup lengkap, sehingga dapat membuat
nyaman para pengunjung.
|
Gunung Kareumbi
Sumber: youtube.com |
GUNUNG
KAREUMBI (1.684 mdpl)
Gunung Kareumbi terletak di
Dusun Nagrog, Desa Pasir Nanjung, Kecamatan Cimanggung. Kareumbi (Homalanthus populneus) merupakan nama
sebuah pohon yang dulu banyak ditemukan di kawasan ini. Walau kini telah sedikit berkurang, tapi
gunung ini masih menyimpan banyak kekayaan alam yang harus dilestarikan.
Gunung Kareumbi ini biasanya
didaki bersamaan dengan Gunung Kerenceng, karena jaraknya yang berdekatan. Area
pertama yang akan disuguhkan adalah berupa ladang. Sehingga mungkin saja
bertemu dengan penduduk yang sedang berladang. Selanjutnya akan menemui hutan
dengan trek yang cukup menantang.
Jangan heran jika menemukan
banyak cabang ketika mendaki gunung ini. Oleh karena itu wajib bertanya jika
bertemu penduduk. Jika musim hujan tiba, pendaki juga harus berhati-hati dengan
“jemblong’. Hewan sejenis pacet yang ukurannya lebih besar. Pada musim hujan,
tentu binatang seperti ini akan lebih mudah ditemui.
|
Gunung Kerenceng
Sumber: setbyus.com |
GUNUNG
KERENCENG (1.765 mdpl)
Gunung Kerenceng berada di
tiga daerah sekaligus, yaitu kecamatan Sumedang Selatan, kecamatan Cimanggung
dan kecamatan Pamulihan. Karakter gunung ini masih sangat alami, dan memiliki
trek yang sangat menantang. Tak heran jika banyak pendaki yang menjulukinya
dengan “Si Kecil Cabe Rawit”.
Trek untuk mencapai puncak
gunung yang miliki ketinggian 1.765 meter di atas permukaan air laut ini cukup
menguji adrenalin. Terutama saat akan menuju puncak. Jalurnya hanya cukup
dilalui oleh satu orang yang dibatasi oleh jurang di bagian kanan kirinya.
Pendakian selama kurang lebih 2-4 jam, akan melewati area semak belukar dan
kontur jalanan yang terus naik. Namun inilah tantangan yang sangat disukai oleh
para pendaki.
Untuk mencapai lokasi
pendakian dapat melalui dua jalur, yaitu Kampung Jambuaer ataupun Desa Sindulang,
Kecamatan Cimanggung dan Kampung Situhiang, Desa Tegalmanggung, Kecamatan
Cimanggung. Akses jalan sudah baik, namun pastikan untuk membawa perlengkapan
mendaki yang maksimal. Hal ini disebabkan karena Gunung Kerenceng ini belum ada
pengelola sehingga minim fasilitas.
|
Gunung Geulis
Sumber: sumedangtandang.com |
GUNUNG GEULIS (1.281 mdpl)
Lagi-lagi gunung di Sumedang hanya dikenal oleh penduduk lokal saja. Gunung Geulis ini terletak di
antara tiga kecamatan, yaitu Jatinangor, Cimanggung dan Tanjung Sari. Lokasi
yang cukup dekat dengan beberapa universitas di kawasan Jatinangor ini, membuat
Gunung Geulis sering dikunjungi oleh para mahasiswa.
Pemandangan yang indah akan
dapat dinikmati ketika lakukan pendakian ke gunung yang miliki ketinggian
sekitar 1.281 meter di atas permukaan laut. Hamparan sawah, ladang dan juga
pepohonan yang asri akan menyambut setiap pendaki mulai dari kaki gunung hingga
puncak.
Walau terbilang gunung yang
rendah, namun jangan pernah menganggap enteng. Trek awal pendakian memang
datar, namun selanjutnya akan disambut dengan jalanan yang menanjak. Sehingga
tetap harus disiapkan dengan baik.
Puncak gunung terdapat pohon
beringin besar dengan dua buah makam. Menurut cerita, salah satu makam
merupakan istri seorang petinggi di daerah Jatinangor pada zaman dahulu.
Parasnya sangat cantik. Ketika meninggal dunia, suaminya memakamkan jenazah di
puncak gunung. Itulah sebabnya gunung ini diberi nama Gunung Geulis yang artinya
gunung yang cantik.
|
Gunung Kacapi
Sumber: sumedangtandang.com |
GUNUNG KACAPI (678 mdpl)
Gunung Kacapi berlokasi di
wilayah Desa Kebon Jati Kecamatan Sumedang Utara. Memiliki ketinggian sekitar
678 meter di atas permukaan laut. Kontur gunung yang unik membuat gunung ini
cukup terkenal, terutama oleh pecinta panjat tebing.
Dinding tebing yang curam dan
kokoh terjadi karena badan gunung ini berasal dari batuan andesit dengan
ketinggian sekitar 50 meter. Atas keunikan ini, maka gunung Kacapi sering
dijadikan tempat untuk panjat tebing. Bahkan beberapa event penting terkait olahraga ini sering diadakan di sana. Akses
masuk menuju Gunung Kacapi hanya memerlukan waktu selama 30 menit saja, dan tak
akan sulit untuk menemukannya.
Jangan heran jika mendengar
sebuah mitos ketika mendaki gunung ini. Masyarakat mempercayai jika Gunung
Kacapi terbakar, maka akan turun hujan. Selain itu di area gunung pun terdapat
situs makam yang dianggap keramat oleh penduduk sekitar.
|
Gunung Palasari
Sumber: sumedangtandang.com |
Gunung Palasari (645 mdpl)
Gunung ini sangat cocok bagi
pengunjung yang sekadar ingin hiking. Tempat ini menjadi tempat yang menyimpan
sejarah, terutama pada masa Belanda berada di Indonesia. Mereka mendirikan bangunan
yang hingga kini masih dapat dilihat sisa-sisa peninggalannya.
Gunung Palasari merupakan
kawasan hutan lindung yang terletak di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sumedang
Selatan. Letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Sumedang, yaitu sekitar 1
kilometer saja.
Keunikan gunung ini adalah adanya
delapan bangunan benteng yang mengelilingi pucak gunung. Benteng ini terbuat
dari beton yang sangat kuat dengan ketebalan sekitar 60 cm. Setiap bangunan
memiliki ruangan yang berbeda-beda. Dulu Belanda menjadikan gunung ini sebagai
benteng pertahanan dan gudang mesiu.
Selain gunung yang telah
disebutkan di atas, masih terdapat beberapa gunung lagi yang berada di
Kabupaten Sumedang. Diantaranya Gunung Karang, Gunung Kunci, Gunung Pangadegan,
Gunung Datar,Gunung Gajah, Gunung Buleud, Gunung Margawindu, Gunung Simpay,
Gunung Lingga, Gunung Cakrabuana, dan lainnya. Ketinggiannya beragam dan
sebagian besar berbatasan dengan daerah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.
Setiap gunung miliki ciri khas dan
cerita legenda. Gunung dan segala cerita misterinya memang tidak dapat
dipisahkan. Sebagai pendaki yang benar-benar mencintai alam, tentu bukan hanya
menikmati dan menjelajahinya saja. Namun juga menjaga gunung dengan tetap
menjaga kebersihan, kealamian serta bersikap sopan santun, baik terhadap
penduduk maupun dunia kasat mata.
Ya, dunia mistis yang tak dapat
dianggap sepele, harus benar-benar diperhatikan oleh para pendaki. Selalu
mengingat pada Sang Pencipta dan rendah hati terhadap semua makhluk
ciptaan-Nya. Menjaga ucapan dan perilaku serta menjaga keselamatan diri.
Banyak hal yang harus diperhatikan
sebelum melakukan pendakian. Selain mencari informasi dan mempelajari setiap
medan yang akan ditempuh, sudah tentu harus lakukan persiapan yang maksimal.
Fisik dan perbekalan harus menjadi perhatian ekstra, di samping kesiapan mental.
Jadi, sudah siap untuk jelajahi
pegunungan di Sumedang? Jangan lupa bawa oleh-oleh tahu, ubi Cilembu dan
peuyeum Cigendel, ya.
Sumber referensi: