Menarik sekali ketika harus berbicara tentang orang tua tunggal. Apalagi jika sudah membahas soal ibu tunggal. Ada banyak perempuan yang menyandang status ‘single’ harus tetap memikul tanggung jawab yang besar. Terutama untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, menyeimbangkan emosi dan menjaga hubungan sosialnya.
Khusus dalam hubungan sosial, ibu tunggal kerap
mendapat stereotip negatif dari masyarakat. Alih-alih mendapat dukungan,
kenyataannya malah sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan.
Kira-kira, di mana letak kesalahannya, ya? Apakah orang-orang yang ada di
lingkungannya itu tidak baik?
Mungkin ibu tunggal itu memang berada dalam lingkungan
yang kurang tepat dan tidak dapat berbuat banyak karena tidak ada pilihan lain.
Namun, ibu tunggal juga harus dapat menjaga dirinya agar tidak memancing sudut
pandang negatif dari lingkungan sekitarnya. Ketika seorang ibu tunggal masih
dapat menjaga kehormatannya saat menjalankan kewajiban, semua stigma itu akan
terbantahkan.
Saya ingin sharing tentang beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk menghadapi tantangan stereotip negatif dari masyarakat untuk
para ibu tunggal.
Memahami Nilai Diri
Setiap manusia lahir dengan nilai-nilai luhur yang
diberikan Sang Pencipta. Ibu tunggal harus memiliki keyakinan yang kuat
terhadap nilai-nilai tersebut sehingga akan menjaga kualitas dirinya. Memahami
nilai diri sendiri akan membantu ibu tunggal percaya diri untuk bekerja atau
menggapai impian lainnya.
Meningkatkan Value Diri
Belajar akan menjadi salah satu cara ibu tunggal meningkatkan
value dalam dirinya. Menambah ilmu, wawasan dan pengalaman akan membantu ibu
tunggal bangkit dan mengembangkan potensi dirinya. Jangan ragu untuk melakukan
hal baru jika itu adalah sesuatu yang akan membuat ibu tunggal maju dan
berkembang. Ilmu akan membawa dirinya kepada fase yang lebih baik.
Memperkuat Batasan Diri
Pendapat orang lain sering menjadi hambatan untuk
maju. Ibu tunggal harus berani memberi batasan yang tegas agar stereotip negatif
orang lain tidak menghambat langkahnya. Tidak hanya pendapat yang buruk,
harapan yang terlalu berlebih dari orang sekitar pun bisa menjadi tekanan. Ibu
tunggal harus berani memilih jalan yang mampu dilewati untuk memberi kehidupan
lebih baik untuk anak-anak. Jangan terbebani dengan ekspektasi orang lain yang
tidak realistis.
Mencari Lingkungan yang Mendukung
Menjadi ibu tunggal bukan berarti harus menutup
diri dengan alasan terlalu fokus bekerja atau mengurus anak-anak. Ibu tunggal
juga membutuhkan support system berupa hubungan sosial. Mencari dukungan dengan
berkumpul bersama orang yang memiliki nasib sama akan memberi semangat. Pertemanan
yang saling mendukung akan memberi perspektif positif tentang peran yang sedang
dijalani, yaitu sebagai ibu tunggal.
Menjaga Keseimbangan dan Kesejahteraan Diri Sendiri
Merawat diri akan menunjukkan bahwa dengan status
ibu tunggal tetap baik-baik saja. Seorang ibu tunggal yang sehat secara fisik
dan mental akan membantah stereotip negatif yang ada. Untuk menjaga
keseimbangan ini, memang tidak mudah tetapi dengan fokus pada hal prioritas semuanya
akan dapat dilewati.
Perjuangan menjadi seorang ibu tunggal akan menemui
banyak tantangan. Ibu tunggal dituntut untuk kuat, sabar dan tetap waras untuk
keluarganya. Tidak perlu membalas dengan emosi ketika mendapat komentar negatif
dari orang lain. Buktikan saja dengan menjadi diri sendiri dan melakukan yang
terbaik.
Menghindari stereotip negatif sebagai ibu tunggal membutuhkan kepercayaan diri, dukungan dan kesadaran. Mengambil langkah-langkah di atas dapat membentuk citra positif dan memberi isnpirasi bagi orang lain.
Semangat
ya, para Ibu Tunggal.
Sumber gambar: Pixabay