Hai, Bu. Tahukah jika ibu memiliki peran penting dalam Literasi Kesehatan? Peran kita adalah untuk mengenalkan hingga menerapkannya menjadi sebuah pola hidup sehat dalam keluarga.
Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang untuk mendapatkan, memahami, dan mengevaluasi berbagai informasi kesehatan. Tak hanya itu, literasi kesehatan juga mendorong seseorang untuk menggunakan informasi yang diperolehnya untuk membuat keputusan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari. Literasi kesehatan ini mencakup pengetahuan, motivasi, dan kompetensi untuk menjalani gaya hidup sehat. Seseorang dikatakan berhasil dalam literasi kesehatan ketika mampu menghindari penyakit dan menggunakan layanan dengan efektif.
Sebagai madrasah pertama dalam keluarga, ibu memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan literasi kesehatan di rumah. Ibu tidak hanya bertanggung jawab dalam pengasuhan anak, tetapi juga dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada semua anggota keluarga. Kemampuan ibu dalam mengakses dan memahami informasi kesehatan akan memengaruhi pola hidup keluarga serta keputusan-keputusan terkait kesehatan. Misalnya, menerapkan pola makan, kebersihan, dan pencegahan penyakit.
Hirarki Literasi Kesehatan
Literasi kesehatan tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca informasi medis, tetapi mencakup tingkatan yang lebih kompleks. Hierarki literasi kesehatan dibagi menjadi tiga tingkatan utama, yaitu literasi fungsional, literasi interaktif, dan literasi kritis. Setiap tingkatan ini berperan penting dalam membantu ibu memahami dan menilai informasi kesehatan secara lebih efektif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, ibu dapat mengambil langkah yang lebih aktif dan efektif dalam menjaga kesehatan keluarga.
Literasi Fungsional
Literasi fungsional adalah kemampuan ibu untuk memahami berbagai informasi kesehatan dasar. Informasi ini biasanya diperoleh melalui media massa, buku kesehatan, atau anjuran dari tenaga medis. Ibu yang memiliki literasi fungsional baik akan mampu menerjemahkan informasi dasar ini menjadi praktik hidup sehari-hari yang mendukung kesehatan keluarga.
Literasi Interaktif
Literasi interaktif menekankan pada pengembangan kemampuan ibu dalam berkomunikasi dan bertindak secara mandiri berdasarkan pengetahuan kesehatan yang diperoleh. Dengan keterampilan ini, ibu tidak hanya berperan sebagai penerima informasi, tetapi juga aktif dalam berdiskusi dengan tenaga kesehatan dan komunitas. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan terkait kesehatan.
Literasi Kritis
Literasi kritis melibatkan kemampuan analitis dan kognitif yang lebih tinggi. Ibu diharapkan mampu mengevaluasi informasi kesehatan secara lebih mendalam. Ini termasuk dapat memahami implikasi sosial dan politik dari kebijakan kesehatan yang diambil oleh pemerintah atau institusi kesehatan. Melalui literasi kritis, ibu dapat mempertimbangkan dampak dari pilihan-pilihan kesehatan yang ada, baik untuk dirinya sendiri maupun bagi keluarganya.
Baca juga: Peran Ibu Dalam Parenting Anak Dewasa Antara Dukungan dan Kemandirian
Tantangan dalam Meningkatkan Literasi Kesehatan
Upaya meningkatkan literasi kesehatan ini akan menemui beberapa tantangan. Apalagi bagi ibu yang memiliki keterbatasan.
Kurangnya Akses ke Informasi yang Akurat
Saat ini, informasi dari pusat lebih cepat diterima melalui media sosial. Namun, banyak ibu, terutama di daerah pedesaan atau yang memiliki keterbatasan akses digital. Mereka mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi kesehatan yang benar. Ini bisa disebabkan oleh minimnya sumber daya, seperti internet atau kurangnya fasilitas kesehatan di daerah.
Banjir Informasi di Era Digital
Banyaknya informasi yang bertebaran di media sosial juga kerap menjadi tantangan saat menerima informasi tentang kesehatan. Ibu harus teliti dan bijak dalam menyikapi informasi yang diterima. Bisa saja informasi tersebut tidak benar (hoaks). Kemampuan ibu menyaring informasi mana yang dapat dipercaya, yang sering kali menjadi tantangan tersendiri di tengah banjirnya konten.
Tingkat Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan akan memengaruhi pemahaman dasar kesehatan. Ibu dengan tingkat pendidikan rendah cenderung kesulitan memahami informasi kesehatan yang lebih kompleks.
Cara Mengatasi Tantangan Literasi Kesehatan
Tantangan hadir sebagai pemicu untuk mau memperbaiki kekurangan dan hambatan. Maka, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh ibu untuk mengatasi keterbatasan literasi kesehatan ini.
Pendidikan Kesehatan Berbasis Komunitas
Saat ini sudah banyak komunitas yang anggotanya para ibu. Mereka berkumpul dengan visi misi untuk meningkatkan value sebagai perempuan walau sudah menjadi seorang ibu. Program pendidikan kesehatan berbasis komunitas dapat memberikan edukasi langsung kepada para ibu mengenai informasi kesehatan yang akurat. Kegiatan seperti penyuluhan kesehatan, seminar, atau pelatihan dapat membantu meningkatkan literasi kesehatan secara lebih menyeluruh pun dapat dilakukan.
Menggunakan Sumber Informasi yang Terpercaya
Ibu dapat mencari informasi tentang kesehatan di tempat yang tepat. Beberapa sumber informasi yang sudah diakui kredibilitasnya, seperti website resmi dari institusi kesehatan, tenaga medis profesional, atau materi dari kementerian kesehatan.
Pemanfaatan Media Sosial yang Tepat
Seiring dengan maraknya informasi di media sosial, ibu tentu harus lebih bijak lagi dalam pemanfaatannya. Ikutilah akun-akun instansi kesehatan yang kredibel karena mereka akan menyajikan informasi akurat, dipercaya, dan berguna untuk keluarga.
Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan
Ibu perlu didorong untuk berinteraksi aktif dengan dokter atau tenaga kesehatan saat menghadapi informasi kesehatan yang meragukan. Interaksi aktif ini dapat menjadi sebuah kolaborasi yang akan membantu memastikan bahwa tindakan kesehatan yang diambil oleh ibu didasarkan pada informasi yang valid.
Peran ibu dalam literasi kesehatan keluarga sangatlah krusial, terutama dalam mendidik dan melindungi keluarga dari berbagai risiko kesehatan. Dengan literasi kesehatan yang baik, ibu akan dapat mengarahkan keluarga menjalani gaya hidup sehat, mencegah penyakit, serta memanfaatkan layanan kesehatan dengan bijak. Untuk itu, dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan komunitas, sangat diperlukan agar ibu dapat terus meningkatkan kapasitas literasi kesehatan mereka.
Mari, Bu. Kita tingkatkan kompetensi dalam literasi kesehatan agar dapat membimbing dan menjadi teladan bagi anggota keluarga untuk hidup sehat. Semoga, dengan cara ini kita dapat menciptakan keluarga sehat secara jasmani dan rohani.
***Sumber tulisan dari Webinar Sidina Community 'Literasi Kesehatan di Kurikulum Merdeka'
Gambar dibuat dengan aplikasi Bing Image Creator
Be First to Post Comment !
Posting Komentar